Jumat, 18 Oktober 2019

Dollar Ditolak, Sahabat Bertindak


Teman, sahabat atau kawan memiliki makna yang sama. Begitu yang dijelaskan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Dalam keseharian, makna sehabat memang luar biasa. Bahkan ada yang mengatakan hubungan sahabat lebih dekat dari hubungan sesama anggota keluarga.

Bisa dipahami sih. Kadang sahabat yang lebih mengetahui masalah kegalauan yang sedang dihadapi. Sementara keluarga tidak mengetahuinya sedikitpun. Walau tidak semuanya seperti itu.

Bisa jadi sahabat yang pertama kali menolong. Karena durasi pertemuan dengan keluarga relative lebih sedikit daripada pertemuan dengan sahabat. Jadilah sahabat yang lebih dulu dan pertama menolong.

Di tahun 1999, saya ditugaskan untuk mengurus visa TKW yang ingin berangkat ke Arab Saudi. Hampir setiap hari, berkunjung ke Kedutaan Besar Arab Saudi yang terletak di jalan MT Haryono. Bila hari ini paspor yang diajukan Kedubes masuk, maka paling cepat stamp visa sudah dapat diperoleh sore keesokkan harinya.

Paspor yang sudah memperoleh stamp visa harus ditebus dengan uang sebesar $14 @ paspor. Bila yang diajukan 10 paspor, maka PJTKI; Perusahaan Jasa pengerah Tenaga Kerja Indonesia harus mempersiapkan uang sebesar $140.

Biasanya uang yang disiapkan sesuai dengan jumlah paspor yang diajukan ke Kedubes Saudi. Bila contohnya seperti di atas, maka saya menerima pecahan $100, dan dua pecahan $20 atau yang senilai dengan $140.

Yang menjadi masalah bila yang diajukan 10 paspor, tapi paspor yang sudah memperoleh stamp visa hanya 5 dan itu berarti saya hanya membayar $70. Untuk membayar dengan senilai $70 itu harus dilakukan dengan uang pas. Pihak Kedubes tidak menerima pecahan uang melebihi uang yang harus dibayarkan. Karena pernah ada kasus pihak Kedubes memberikan kembalian melebihi dari jumlah yang seharusnya. Sejak itulah, paspor yang sudah memperoleh stamp visa harus dibayar dengan uang pas.

Pengalaman yang sering terjadi adalah perusahaan membekali dengan uang sebanyak jumlah paspor yang diajukan ke Kedubes. Sementara paspor yang memperoleh stamp visa kurang dari yang diajukan, otomatis butuh uang pecahan, agar bisa dibayar dengan uang pas.

Pada saat itulah keterikatan satu sama lain menjadi suatu kebutuhan. Memiliki teman yang banyak merupakan keuntungan. Ketika paspor yang diajukan sebanyak 5 dan keesokkan harinya dikabarkan paspor yang mempeoleh stamp visa hanya 2. Itu berarti saya butuh pecahan $20, $5 dan 3 lembar pecahan $1. Sementara uang yang disiapkan kantor adalah pecahan $50 dan pecahan $20.

Alhamdulillah seingat saya, saya tidak pernah mengalami kesulitan ketika pembayaran. Karena saya tidak pilih-pilih teman. Tidak hanya berteman dengan teman-teman yang biasa berbahasa Jawa dalam komunikasi. Juga tidak hanya berteman dengan kelompok teman-teman keturunan Arab. Bisa dikatakan, saya kenal hampir seluruh karyawan PJTKI yang ditugaskan dalam pengurusan visa TKI.

Pecahan $1 termasuk pecahan yang dicari-cari. Walau nilai nominalnya kecil, tapi berpengaruh pada pembyaran satu atau dua paspor. Hampir semua pecahan dibutuhkan. Tapi ini tidak menjadi masalah, bila memiliki banyak teman.

Transaksinya kalau tidak saling tukar, kami biasa saling pinjam. Saling pinjam dalam arti di hari ini saya yang pinjam. Mungkin esok atau lusa, saya yang memberi pinjaman. Oleh karenanya memiliki nomor kontak mereka jadi penting. Alhamdulillah, saya banyak memiliki nomor kontak teman-teman. Karena sebab inilah, saya diberi julukan pak RT. Bila ada yang butuh nomor kontak salah satu mereka, saya lah yang ditanya.

Sebenarnya bukan hanya sekadar banyak memiliki teman. Tapi perlu memiliki teman yang percaya pada kita. Karena permasalahan baru muncul, ketika dollar yang dibekali kantor merupakan dollar yang bermasalah. Misalnya dollar yang ada lipatannya, dollar yang ada tintanya, dollar yang ada bekas staplesnya. Semua jenis dollar ini ditolak.

Suatu ketika pecahan $50 yang saya gunakan untuk pembayaran paspor, ditolak pihak kedutaan.

“Kenapa Ya?” tanya Sofyan
“Ini pecahan $50 saya ditolak.”
“Ya udah pakai aja pecahan $50 ini. Pecahan $50 itu, biar saya pakai untuk yang lain.”

Uang yang disodorkan Sofyan, ternyata bisa digunakan Alhamdulillah. Banyak sekali pengalaman terkait pembayaran paspor ke Kedubes Saudi ini.

Masih banyak pengalaman lainnya yang menunjukkan bahwa keberadaan sahabat itu memang penuh arti dan tidak bisa dinilai dengan uang. 

sumber image: http://manasiknews.id/