Jumat, 30 Mei 2014

MENJELAJAHI DUNIA SEMUT










Kategori:
Buku
Jenis
Ilmu Pengetahuan
Penulis:
HARUN YAHYA

Membaca ebook karya Harun Yahya yang berjudul Selamat Datang di Dunia Semut (WELCOME TO THE WORLD OFTHE ANTS!), akan membuat kita menjadi tercengang-cengang.

Di dalam ebook ini dijelaskan bahwa populasi binatang yang bernama semut ini melebihi jumlah populasi jumlah manusia. Untuk setiap 700 juta semut yang lahir di dunia ini, hanya ada 40 bayi manusia baru. Dengan kata lain, jumlah semut di dunia lebih banyak dibandingkan jumlah manusia. (hal. 12)

Keluarga semut juga sangat besar. Dalam satu keluarga semut, kadang terdapat jutaan semut. (hal. 13)

Semut menyebut keluarganya dengan istilah koloni. Seekor semut dapat dengan mudah mengatakan apakah seekor semut lain termasuk anggota koloninya atau bukan. Ia melakukannya dengan cara menyentuh tubuh semut lain tersebut dengan antenanya (batang kecil tipis yang menjulur keluar dari bagian atas kepala semut), yang membantunya mengenali semut-semut asing melalui ‘bau koloni’ yang mereka miliki.. Jika semut tersebut ternyata asing, maka dia tidak akan diizinkan memasuki rumah. (hal. 14-15)

Satu koloni semut terdiri dari ratu semut, semut pejantan, semut prajurit, dan semut pekerja.

Ratu semut dan semut pejantan menjaga kelestarian semut. Ratu semut berukuran lebih besar dari yang lain. Tugas para semut pejantan adalah menjadikan sang ratu melahirkan bayi-bayi semut baru. (hal. 15)

Para prajurit bertanggung jawab melindungi koloninya, berburu, dan menemukan tempat-tempat baru untuk membangun sarang. (hal. 15)

Kelompok terakhir terdiri dari semut-semut pekerja. Seluruh semut pekerja adalah semut betina yang mandul. Dengan kata lain, mereka tidak dapat melahirkan bayi-bayi semut. Mereka menjaga ratu semut serta bayi-bayinya, dan membersihkan serta memberi makan mereka. Selain itu, mereka juga melakukan pekerjaan-pekerjaan lain di dalam koloni. Mereka membangun gang-gang baru di dalam sarang, mencari makanan, dan membersihkan sarang.(hal. 15-16)

Di antara para semut pekerja dan prajurit juga terjadi pembagian lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Di antara mereka terdapat kelompok peternak, kelompok pembangun sarang dan kelompok pencari makanan. (hal. 16)

Di dalam satu koloni tidak ada rasa cemburu, persaingan atau ambisi. Ada saling tolong-menolong dan melakukan yang terbaik untuk koloni. Setiap semut senantiasa memikirkan kebaikan teman-temannya terlebih dahulu, baru kemudian dirinya sendiri. (hal. 17)

Misalnya, ketika persediaan makanan dalam koloni berkurang, para semut pekerja segera merubah dirinya menjadi semut ‘pemberi makan’. Mereka mulai memberi makan semut-semut lainnya dengan makanan yang ada dalam perut mereka yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Ketika tersedia makanan yang cukup dalam koloni, mereka akan berubah kembali menjadi semut pekerja. (hal. 17)

Itulah sekelumit gambaran tentang dunia semut. Masih ada penjelasan lain mengenai cara semut membangun sarangnya. Ruangan apa saja yang terdapat di dalam sarang semut. Bagaimana semut mengatur suhu di dalam sarangnya.

Mengetahui berbagai kemampuan yang menakjubkan dari semut, membuat para pembaca akan berkesimpulan tidak mungkin bahwa keberadaan semut di dunia ini secara kebetulan.

Semut tidak perlu belajar atau kuliah di Fakultas Tekhnik untuk membangun sarangnya. Karena kemampuan dan keterampilannya ini memang sudah ada sejak dirinya diciptakan.

Penyampaian mengenai informasi ini disampaikan dengan cara dialog. Dialog antara seorang anak sekolah bernama Umar dengan seekor semut penjaga sarang. Sehingga pembahasannya terasa tidak membosankan.
 

Ebook ini cocok untuk anak-anak. Karena dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami dan Umar (orang yang berdialog) merupakan anak sekolah.
http://us1.harunyahya.com/Detail/T/724BBCSO189/productId/769/MENJELAJAH_DUNIA_SEMUT(edisi lengkap)

Sumber image:perpusku-online.blogspot.com

Misteri Naga Batuk



Judul Buku : Misteri Naga Batuk
Alfred Hitchcock & Trio Detektif
Penerbit : Gramedia

Buku yang diresensi ini bukan merupakan buku baru, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh peresensi. Novel karya Alfred Hitchcock memang luar biasa. Salah satunya serial Trio Detektif yang berjudul Misteri Naga Batuk.

Kisah dibuka dengan pertanyaan Jupiter kepada kedua orang sahabatnya, “Langkah-langkah mana yang kita ambil, jika kita hendak melakukan perampokan terbesar yang pernah terjadi di daerah sini?”

Pertanyaan ini memang tidak ada sama sekali hubungannya dengan cerita. Tetapi memang piawai menciptakan suasana.

Pertanyaan di atas sebenarnya bukan pertanyaan Jupiter kepada Pete dan Bob (dua rekan Jupiter). Bukan pertanyaan yang menggiring pemikiran Pete dan Bob.

Sesungguhnya pertanyaan ini bertujuan menggiring pembaca agar mengetahui kondisi ketika para detektif berkumpul. Kemudian penulis juga memperlihatkan apa yang dilakukan seorang detektif. Salah satunya adalah mendengarkan berita.

Jupiter, Pete dan Bob menyaksikan berita di TV yang menayangkan berita tentang kehilangan anjing yang banyak dialami oleh warga di daerah Seaside.

Tidak lama kemudian, Alfred Hitchcock menghubungi Trio Detektif ini untuk mencari seekor anjing hilang milik salah seorang temannya, Henry Allen.

Ini satu lagi yang mungkin disukai oleh sebagian pembaca. Penulis tidak terlalu berlama-lama dalam menjelaskan setting tempat, kondisi cuaca. Dia langsung pada perkara yang akan ditangani oleh Trio Detektif.

Sesampai di rumah Henry Allen, dia menceritakan bahwa anjing miliknya hilang. Yang anehnya, dia melihat seekor naga. Allen juga memberitahu Trio Detektif, ada dua orang tetangganya yang dapat ditanyakan terkait dengan perkara ini. Mereka masing-masing bernama Carter dan Shelby.

Dilihat dari sikap kedua tetangga Allen ini, mereka dimungkinkan menjadi dalang pencurian atau penculikan anjing. Begitulah dugaan yang muncul.

Setelah itu muncul berbagai misteri yang membuat para pembaca bertanya-tanya. Siapa yang memotong tangga yang menghubungkan tebing dengan pantai.
 
Dekat pantai terdapat sebuah gua. Di dalam gua inipun terdapat sebuah sumur.

Bob sempat jatuh terperosok ke dalamnya. Pada saat itu begitu menegangkan. Karena ternyata dasar sumur, terbuat dari pasir yang dapat mengisap benda yang jatuh di atasnya.

Di dalam gua juga terdapat beberapa potong papan yang menjadi dinding gua. Papan ini dapat digeser dan Trio Detektif berhasil masuk ke sebuah ruangan di bagian dalamnya.

Gua ini ternyata bersambung dengan ruang bawah tanah yang dahulunya pernah direncanakan untuk dibuat sebuah rel kereta api bawah tanah.

Di gua ini, Trio Detektif bertemu dengan seekor naga. Matanya bersinar, lidahnya menjulur-julur, suaranya parau dan mendengus. Melihat kenyataan, mereka bertiga lari terbirit-birit. Awalnya mereka tidak percaya ada seekor naga di zaman modern ini. Namun begitu melihatnya, sulit bagi mereka untuk membantahnya. Terutama Pete dan Bob.

Sedangkan Jupiter tidak percaya. Setelah melihat film ttg naga, dia menjadi ragu. Sebab naga di dalam film seperti terbang. Sedangkan di gua, naga berjalan seperti di atas roda. Alasan lainnya, naga itu batuk. Batuknya tidak wajar, seperti batuk manusia.

Banyak analisa dan inisiatif Jupiter, namun biasanya disanggah oleh Pete. Mereka berdua berteman, namun seringkali bersebrangan, tidak sependapat dan sejalan.

Novel dikemas dengan apik dari awal hingga akhir. Pembaca banyak menduga dan banyak bertanya seiring dengan datangnya berbagai misteri.

Alfred Hitchcock memang layak mendapat acungan jempol. Di halaman-halaman terakhir, misteri baru diungkapkan sedikit demi sedikit. Sehingga pembaca dibuat penasaran untuk menyelesaikan bacaan ini. Sudah tiga novel beliau yang dibaca, dua novel membuat penasaran hingga kata tammat terucapkan.

Rabu, 21 Mei 2014

Hikari No Michi





Membicarakan perihal muallaf bukan merupakan hal yang baru. Kita dapat menemui kisah mereka di buku, kaset dan bahkan ada sebuah situs yang sering kali membahas perihal mereka.

Membaca buku Hikari No Michi ini dapat menyadarkan bahwa sesuatu hal yang biasa bagi seorang muslim, di mata non muslim menjadi sesuatu yang luar biasa dan bisa dianggap aneh. Sebut saja Abe Yukie-san. Dia seorang wanita Jepang yang tinggal di Fukoaka.

Di sebelah sekolahnya, sewaktu duduk di SMU, kebetulan banyak pekerja latihan yang berasal dari Indonesia, Bangladesh dan Malaysia yang sedang belajar bahasa Jepang. Abe berteman dengan mereka

Dia heran kenapa semua temannya itu tidak makan daging babi? Mengapa para wanita muslimah mengenakan jilbab, padahal pada saat itu hari sedang panas?

Inilah yang memancing untuk mengetahui apa itu Islam? Akhirnya di tahun 2000, Abe Yukie-san membaca 2 kalimat syahadat di sebuah masjid kecil di Jakarta dan berganti nama menjadi Yukie Khairun Nisa’ Abe. Suatu proses pengenalan, belajar dan pencarian yang cukup gigih. Dia menghabiskan waktu 6 tahun, hingga memutuskan untuk masuk Islam.

Di bagian lain terdapat kisah Abe alias Berhilda seorang mahasiswa dari Indonesia yang meneruskan kuliahnya di Kyoto Seika University. Banyak orang yang sangsi jika ternyata Abe memilih Islam sebagai agamanya. Pasalnya, ayahnya salah seorang anggota tim perumus kurikulum pendidikan agama Kristen Katolik se-Indonesia.

Ibunya salah satu anggota majelis gereja yang aktif mengurus penyebaran agama Kristen.

Tapi ternyata dugaan itu keliru. Abe memilih Islam sebagai agamanya. Ternyata setahun sebelum memeluk Islam, Abe telah berlatih puasa. Dia juga sudah mulai mengubah pola makannya. Mulai menjauhi makanan-makanan yang diharamkan dalam Islam.

Lain halnya dengan Yuki-san. Wanita Jepang ini amat tertarik mempelajari Islam. Dia sering berdiskusi dengan teman-teman muslimnya mengenai Islam. Dia amat menjaga makanannya. Tidak ingin mengonsumsi babi dan sake. Yuki-san seringkali hadir dalam kajian Islam.

Yuki-san ingin sekali menikah dengan orang Indonesia dan muslim. Namun sangat disayangkan, Yuki-san yang selama ini tekun mempelajari Islam harus berakhir menikah dengan seorang pastor. Sungguh sangat disayangkan, hidayah itu terlepas.

3 kisah di atas menunjukkan bahwa hidayah itu mahal, tidak bisa diberikan kepada siapa pun. Tentu kita masih ingat dengan paman Rasulullah, Abu Thalib. Hingga akhir hayatnya, tetap berstatus kafir. Allah berfirman, ”Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al-Qashash (28):56)

Informasi tentang Islam banyak berasal dari sumber-sumber barat. Di mata Sinji, Islam adalah agama teroris.

”Dulu kalau mendengar tentang Islam, saya takut sekali. Yang terbayang itu peperangan, ” katanya sambil bergidik.

Hingga pada suatu ketika, Sinji berkesempatan pergi ke Surabaya dalam rangka pertukaran budaya. Di sana, Sinji mempelajari Islam dari seorang ustadz.

Sinji merasa ajaran Islam banyak yang cocok dengan dirinya. Ketika mempelajari rukun Islam, Sinji begitu kagum. Ternyata ajaran Islam adalah ajaran yang benar. Ajaran ini begitu memperhatikan nasib orang-orang yang tidak berdaya. Seperti perintah berzakat dan berpuasa. Ajaran Islam juga banyak yang sejalan dengan nilai traditional Jepang, seperti etos kerja, kebersihan, kejujuran dan perlakuan sama derajat.

Setelah sebulan belajar Islam di Surabaya, Sinji pun membulatkan tekad untuk masuk Islam.

Kisah Sinji ini membuktikan bahwa Allah tetap menyempurnakan cahaya Islam, walaupun orang-orang kafir benci. Allah berfirman, ”Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci.” (QS Ash-Shaff (61):8)

Kisah Abdussalam yang peranakan Jepang dan Indonesia amat menarik. Setelah memeluk Islam, dia bersedia menginfakkan uang yang begitu banyak. Dia membawa uang sebanyak 15 ribu Yen. Ongkos pulang pergi menghabiskan uang sebesar 4 ribu yen, sisa 11 ribu yen.

Pada saat itu, dia sedang mengantarkan orang-orang Indonesia JICA ke bandara Narita. Abdussalam mengajak mereka untuk makan di restoran, karena mereka belum makan. Biaya dikeluarkan untuk makan sebesar 10.300 yen

Sehingga sewaktu pulang ke Ueno, dia hanya mengantongi uang 700 yen saja. Ketika akan keluar dari Ueno eki, ia melihat seorang muslimah Mesir kerepotan dengan bawaannya, maka ia pun menawarkan bantuan untuk mengangkatkan barang-barang.

Kemudian muslimah tersebut bertanya, ”Ongkos ke Saitama berapa ya?” Rupanya muslimah tersebut berniat pergi ke Saitama, tapi hanya punya seribu yen dan ternyata ongkos ke sana sebesar 1700 yen. Abdussalam pun merogoh sakunya dan memberikan 700 yen yang dimilikinya kepada muslimah itu.

Para pembaca mau tahu apa balasan Allah kepada Abdussalam? Coba cari tahu kisahnya di buku ini.

Dibandingkan dengan buku yang berjudul Atamanna An Akuuna Shahabiyyan, sebuah buku yang membahas tentang para muallaf, buku Hikari No Michi memiliki kelebihan.

Karena buku Atamanna An Akuuna Shahabiyyan berisi kisah para muallaf dari berbagai negara. Sehingga kondisi negara masing-masing muallaf tidak dibahas.

Berbeda dengan buku Hikari No Michi. Buku ini khusus membahas mengenai para muallaf Jepang, beserta kondisi udara, sikap warga Jepang terhadap agama secara umum dan terhadap Islam secara khusus. Di buku ini juga dibahas letak masjid-masjid yang ada di Jepang, serta toko-toko yang menjual makanan dan minuman halal.


Di buku ini juga dibahas mengenai tips sebagai seorang muslim di Jepang, seperti;
a. Usahakan keluar rumah dalam kondisi suci atau masih mempunyai wudhu’ sehingga jika berada di luar rumah tidak bingung berwudhu’
b. Selalu membawa sajadah atau alas untuk shalat
c. Selalu membawa kompas supaya mudah mencari arah kiblat.
Informasi-informasi ini amat penting, terutama bagi kaum muslimin yang akan meneruskan pendidikan atau bekerja di Jepang.

Sebagai seorang muslim -membaca buku ini-, kita dapat berkaca, bagaimana tekun dan seriusnya muallaf Jepang dalam mempelajari dan mempraktekkan ajaran Islam.

BUKEK SIANSU






Kategori     : Buku
Jenis          : Sastra fiksi
Judul         : Bu Kek Sian su
Penulis       : Kho Ping Hoo

Kisah bermula di pegunungan Jeng Hoa San (Gunung Seribu Bunga). Di sini tinggal seorang anak kecil yang bernama Sin Liong. Usianya baru tujuh tahun. Walau masih kecil, dia sudah sering kali menolong orang.

Mengobati penduduk yang tinggal di sekitar pegunungan itu.
 
Sudah banyak orang yang ditolong. Bahkan ketika terjadi wabah penyakit di sebuah desa. Anak kecil itu, berhasil mencegah meningkatnya jumlah korban karena penyakit itu. Orang-orang yang sakit dapat sembuh dan yang belum terkena dapat terhindari. Karena ilmu pengobatannya ini, dia dipanggil dengan sebutan Sin Tong (anak ajaib).

Bukan hanya itu, Sin Liong begitu amat perhatian dan penuh kasih pada sesama manusia. Tidak peduli siapa yang ditolongnya. Apakah dia pendekar gagah perkasa maupun perampok. Dari sinilah nama Sin Liong mulai tersebar ke dunia Kang-Ouw (dunia persilatan)

Banyak pendekar yang ingin mengangkatnya menjadi murid. Tapi ada pula yang berniat jahat, ingin menghirup sum-sum, darah dan sari tubuh anak kecil ini. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan ilmu sesatnya. Diantara mereka ada yang bernama Pat-jiu Kai-ong (Raja Pengemis Berlengan Delapan) dan tokoh sesat yang satunya seorang wanita bernama Kiam-mo Cai-li

Dalam perjalanan menuju tempat tinggal Sin Liong, Pat-Jiu Kai-Ong dihalangi oleh 12 orang pendekar dari Bu Tong Pai. Karena mereka tahu Pat-Jiu ini berniat buruk pada Sin Liong. Tujuannya, ingin mengambil sari tubuh Sin Liong untuk menyempurnakan ilmu sesatnya. Singkat cerita, ke 12 pendekar Bu Tong Pai ini kalah oleh Pat-Jiu. Semuanya tewas, kecuali pendekar termuda dari ke 12 pendekar ini. Dia seorang wanita yang bernama The Kwat Lin. Wanita ini dibiarkan hidup untuk diperkosa oleh Pat-Jiu.

Hampir tidak berbeda dengan Pat-Jiu, perjalanan Kiam-mo Cai-li dihalangi oleh 5 orang pendekar dari Hoa San Pai. Kelima pendekar ini juga ingin menghalangi niat Kiam-mo Cai-li untuk menemui Sin Liong. Karena mereka mengetahui Kiam-mo Cai-li punya niat buruk terhadap Sin Liong. Niatnya tidak jauh berbeda dengan Pat-Jiu Kai-ong, menghirup sum-sum atau sari tubuh Sin Liong yang dianggap dapat menyempurnakan ilmunya.

Selain mereka berdua, ada lagi pendekar lainnya. Mereka adalah Siang-koan Houw, akan tetapi dia lebih terkenal dengan sebutan Tee-tok (Racun Bumi), Thian-tok (Racun Langit), Ciang Ham julukannya Thian-he Te-it, Sedunia Nomor satu, Gin-siauw Siucai (Pelajar Bersuling Perak) dan Lam-hai Seng-jin (Manusia Sakti Laut Selatan).

Kelima pendekar terakhir ini hanya menginginkan Sin Liong menjadi muridnya. Mereka berbeda dengan Pat-Jiu dan Kiam-mo. Walau demikian, mereka memiliki keinginan yang sama. Ingin memiliki dan menguasai Sin Liong.

Akhirnya diputuskan, untuk mendapatkan Sin Liong harus dapat mengalahkan semua saingannya. Artinya mereka semua satu sama lain harus bertarung. Terjadilah pertarungan semua lawan semua.
 
Tidak ada yang kalah, tidak ada yang menang. Di saat perkelahian bersama inilah, datanglah pangeran Pulau Es yang bernama Han Ti Ong. Han Ti Ong unik, dia memiliki ilmu inti sari dasar gerakan semua ilmu silat. Sehingga semua pendekar yang ada di sana dapat dikalahkannya dengan ilmu silat mereka masing-masing.

Semua pendekar terkagum-kagum, mengapa Han Ti Ong bisa menyerang dan mengelak dengan gaya ilmu silat mereka semua. Bahkan pangeran pulau es dapat melakukan semua gerakan dengan sempurna, penuh tenaga dan dengan kecepatan yang luar biasa.

Dari sinilah, Sin Liong dibawa oleh Han Ti Ong ke pulau es dan diangkat menjadi muridnya.

Selanjutnya kisah menceritakan pengalaman Sin Liong, dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari pulau Es ke pulau Neraka. Dari pulau Neraka ke daratan. Berkenalan dari satu pendekar ke pendekar yang lain.

Bagaimanakah watak Sin Liong di masa remaja? Apakah masih sama dengan kondisinya di waktu kecil? Sosok yang suka menolong, penuh kasih sayang pada sesama dan selalu menghindari pertikaian? Apakah Sin Liong se piawai gurunya Han Ti Ong?

Bagaimanakah The Kwat Lin membalaskan dendam kematian para suhengnya (kakak seperguruan)? Serta bagaimana pula The Kwat Lin membalas sakit hatinya pada Pat Jiu Kai Ong yang telah memerkosa? Bukankah ilmu silat Pat Jiu lebih hebat dari The Kwat Lin?

Siapakah Han Swat Hong? Apakah hubungannya dengan Han Ti Ong? Lalu siapakah Soan Cu? Siapa pula Bu Kek Siansu?

Kelebihan dari penulis Kho Ping Hoo, dia dapat menggunakan bahasa Cina. Baik dari kata ganti seperti pinto, Ji-wi, Cu-wi maupun jurus-jurus yang digunakan oleh masing-masing pendekar.

Bukan itu saja, di tengah-tengah cerita, penulis menyelipkan petuah-petuahnya yang kaya makna. Terkadang petuahnya bisa diterima oleh akal, namun terkadang pula perlu dikritisi. Tapi tetap ini merupakan kelebihan dari penulis Kho Ping Hoo. Menurut saya, tidak ada penulis cerita silat yang begitu sering menyisipkan petuahnya di dalam ceritanya.

Dalam cerita ini ada beberapa kali penulis berpindah dari satu setting waktu ke setting waktu sebelumnya (flash back). Sehingga ada satu bagian diceritakan bahwa delapan belas orang murid Kui Tek Tojin yang bukan lain adalah Bu-tong Cap-pwe Enghiong itu telah tewas. Pada halaman berikutnya diceritakan mereka itu masih hidup. Karena di sini penulis menggunakan setting waktu mundur.

Ada beberapa bagian lain yang penulis juga menggunakan setting waktu mundur. Ini menunjukkan kepiawaian penulis dalam menggunakan setting waktu dan tidak membingungkan pembaca.

Mengenai bentuk buku, karya-karya Kho Ping Hoo memang mempunyai ciri khas. Bukunya kecil, tipis, namun terdiri dari berjilid-jilid. Cetakannya khas, namun masih tetap enak dibaca.

Untuk buku-buku tertentu mungkin penerbit dapat mencantumkan tulisan 17 tahun ke atas. Karena ada bagian yang mungkin belum layak dibaca oleh anak-anak. Karena bisa jadi penggemar cerita silat Kho Ping Hoo ini bukan saja dari kalangan remaja dan dewasa, namun juga dari kalangan anak-anak.

Bu Kek Siansu ini merupakan serial yang terdiri dari 17 judul. Masing-masing judul memiliki seri yang berjilid-jilid.

sumber image:id.wikipedia.org