Minggu, 06 Agustus 2017

Beraksi Lagi (Resensi Bintang)



Judul Novel         : Bintang
Penulis               : Tere Liye
Penerbit             : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
TahunTerbit        : Juni, 2017
Jumlah Halaman  : 380 halaman


Raib, Sely dan Ali kembali beraksi. Di dalam novel yang berjudul Bintang, Tere Liye melanjutkan petualangan 3 sahabat ini di dunia paralel Klan Bintang. Mengemban ‘tugasberat’, yaitu menyelamatkan pasak bumi yang akan diledakkan oleh Dewan Kota Zaramaraz. Jika rencana Dewan Kota Zaramaraz ini berhasil, maka klan bumi, bulan dan matahari akan lenyap. Tinggallah klan bintang.

Oleh karenanya, Raib, Sely dan Ali melibatkan orang-orang yang berasal dari klan bulan dan matahari. Petualangan kali ini dibantu oleh Miss Selena sebagai pimpinan rombongan, juga sepuluh anggota Pasukan Bayangan dan Pasukan Matahari. Misi mereka adalah mencari tempat dimana pasak bumi yang akan diledakkan itu, berada.

Isi buku ini bercerita tentang perjalanan itu. Dengan pesawat 4 pesawat kapsul, mereka keluar masuk ke lorong kuno yang satu, ke lorong kuno yang berikutnya.Terus mereka lakukan. Ada saja halangan dalam perjalanan mereka. Mulai dari laba-laba raksasa, robot Elang Hitam 01 dan Hutan Taiga.

Hutan Taiga adalah hutan yang di dalamnya terdapat berbagai musim. Musim semi, musim gugur dan musim salju. Perubahan musim di hutan ini terjadi secara cepat. Musim saljulah yang paling berbahaya. Selain banyak salju yang turun, juga angin bertiup kencang.

Selain mendapat halangan dan tantangan, mereka juga memperoleh teman-teman baru dan kembali bertemu dengan teman-teman lama. Di Ruang Padang Sampah, pesawat kapsul Ily yang ditumpangi Ali, Raib dan Seli di modifikasi agar menjadi pesawat yang lebih tangguh.

Di tangan Meer, teman lama mereka, pesawat kapsul Ily kembali dimodifikasi, diberi tameng transparan yang lebih kokoh untuk mengimbangi kekuatan robot Elang Hitam 01.

Banyak kesamaan dengan novel sebelumnya (Matahari) dari sisi menjelajahi lorong-lorong kuno, juga dari hewan-hewan raksasanya.Namun tetap ada sisi perbedaannya, ada hal yang baru.

Membaca novel Bintang ini, sebaiknya didahului dengan membaca novel Matahari. Karena memang ada kaitan satu sama lain.

Dibandingkan dengan novel Matahari, menurut saya novel Bintang masih kalah seru. Akan tetapi tetap bisa dinikmati. Ada saja kejutan-kejutan yang tidak pernah terpikir sebelumnya.


Apa saja kejutan-kejutan itu? Hal baru apa saja yang dapat ditemukan di dalam novel ini?

sumber image: https://referensibukubagus.files.wordpress.com

Misteri Boneka Gayung



Judul Novel         : Misteri Boneka Gayung (Serial Pulung)
Penulis               : Bung Smas
Penerbit             : PT Gramedia, Jakarta
TahunTerbit        : 1984
JumlahHalaman   : 182halaman

Novel ini bercerita tentang petualangan Pulung bersama dua orang sahabatnya Gogor dan Gruno.

Kisah diawali dengan duel antara Pulung melawan Jalu. Duel dimenangkan oleh Pulung. Pulung yang memiliki keterampilan ilmu silat dapat membuat Jalu jatuh pingsan.

Pulung berhasil mengobati dan membuat Jalu kembali siuman.Tapidia menjadi khawatir dengan ketidakhadiran Jalu di sekolah. Pulung khawatir efek duelnya ini dapat membuat tulang ekor Jalu patah dan membuatnya menjadi lumpuh.

Oleh karenanya, Pulung menjenguk kerumah Jalu. Ternyata Jalu sehat-sehatsaja. Tapi dia dan ayahnya sedang sibuk menjaga makam leluhur mereka, Mbah Sawunglanang. Area pemakaman Mbah Sawunglanang ini akan digunakan untuk membuat Brendung alias Boneka Gayung.

Boneka Gayung jika sudah kerasukan arwah gentayangan, dipercaya dapat menunjukkan pelaku pencurian. Pada saat itu, memang sedang ada kasus pencurian. Kalung berlian bu Jumadi telah dicuri.

Di hari yang telah ditentukan, Boneka Gayung ‘beraksi’, bergerak-gerak dan mengisyaratkan bahwa pak Rangga, ayah dari Jalu-lah pelaku pencurian itu.

Benarkah pak Rangga pelaku pencurian itu? Benarkah Boneka Gayung itu kemasukan arwah gentayangan? Muncul dugaan bahwa pak Rangga akan dilenyapkan atau difitnah, karena dia termasuk calon kuat kepala desa. Benarkah itu? Pulung dan teman-temannya yang membongkar ini semua.

Bung Smas pandai meramu cerita ini. Dia mengangkat kepercayaan masyarakat pada takhayul sebagai sebuah cerita. Disisipkan nilai-nilai agama di dalamnya untuk meluruskannya.

Serial Pulung ini tidak kalah serunya dengan serial Imung-nya, karya Arswendo Atmowiloto. Juga tidak kalah seru dengan serial Lima Sekawan, Sapta Siaga dan Pasukan Mau Tahu-nya, Enid Blyton.

sumber image: https://www.bukalapak.com