Rabu, 21 Mei 2014

BUKEK SIANSU






Kategori     : Buku
Jenis          : Sastra fiksi
Judul         : Bu Kek Sian su
Penulis       : Kho Ping Hoo

Kisah bermula di pegunungan Jeng Hoa San (Gunung Seribu Bunga). Di sini tinggal seorang anak kecil yang bernama Sin Liong. Usianya baru tujuh tahun. Walau masih kecil, dia sudah sering kali menolong orang.

Mengobati penduduk yang tinggal di sekitar pegunungan itu.
 
Sudah banyak orang yang ditolong. Bahkan ketika terjadi wabah penyakit di sebuah desa. Anak kecil itu, berhasil mencegah meningkatnya jumlah korban karena penyakit itu. Orang-orang yang sakit dapat sembuh dan yang belum terkena dapat terhindari. Karena ilmu pengobatannya ini, dia dipanggil dengan sebutan Sin Tong (anak ajaib).

Bukan hanya itu, Sin Liong begitu amat perhatian dan penuh kasih pada sesama manusia. Tidak peduli siapa yang ditolongnya. Apakah dia pendekar gagah perkasa maupun perampok. Dari sinilah nama Sin Liong mulai tersebar ke dunia Kang-Ouw (dunia persilatan)

Banyak pendekar yang ingin mengangkatnya menjadi murid. Tapi ada pula yang berniat jahat, ingin menghirup sum-sum, darah dan sari tubuh anak kecil ini. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan ilmu sesatnya. Diantara mereka ada yang bernama Pat-jiu Kai-ong (Raja Pengemis Berlengan Delapan) dan tokoh sesat yang satunya seorang wanita bernama Kiam-mo Cai-li

Dalam perjalanan menuju tempat tinggal Sin Liong, Pat-Jiu Kai-Ong dihalangi oleh 12 orang pendekar dari Bu Tong Pai. Karena mereka tahu Pat-Jiu ini berniat buruk pada Sin Liong. Tujuannya, ingin mengambil sari tubuh Sin Liong untuk menyempurnakan ilmu sesatnya. Singkat cerita, ke 12 pendekar Bu Tong Pai ini kalah oleh Pat-Jiu. Semuanya tewas, kecuali pendekar termuda dari ke 12 pendekar ini. Dia seorang wanita yang bernama The Kwat Lin. Wanita ini dibiarkan hidup untuk diperkosa oleh Pat-Jiu.

Hampir tidak berbeda dengan Pat-Jiu, perjalanan Kiam-mo Cai-li dihalangi oleh 5 orang pendekar dari Hoa San Pai. Kelima pendekar ini juga ingin menghalangi niat Kiam-mo Cai-li untuk menemui Sin Liong. Karena mereka mengetahui Kiam-mo Cai-li punya niat buruk terhadap Sin Liong. Niatnya tidak jauh berbeda dengan Pat-Jiu Kai-ong, menghirup sum-sum atau sari tubuh Sin Liong yang dianggap dapat menyempurnakan ilmunya.

Selain mereka berdua, ada lagi pendekar lainnya. Mereka adalah Siang-koan Houw, akan tetapi dia lebih terkenal dengan sebutan Tee-tok (Racun Bumi), Thian-tok (Racun Langit), Ciang Ham julukannya Thian-he Te-it, Sedunia Nomor satu, Gin-siauw Siucai (Pelajar Bersuling Perak) dan Lam-hai Seng-jin (Manusia Sakti Laut Selatan).

Kelima pendekar terakhir ini hanya menginginkan Sin Liong menjadi muridnya. Mereka berbeda dengan Pat-Jiu dan Kiam-mo. Walau demikian, mereka memiliki keinginan yang sama. Ingin memiliki dan menguasai Sin Liong.

Akhirnya diputuskan, untuk mendapatkan Sin Liong harus dapat mengalahkan semua saingannya. Artinya mereka semua satu sama lain harus bertarung. Terjadilah pertarungan semua lawan semua.
 
Tidak ada yang kalah, tidak ada yang menang. Di saat perkelahian bersama inilah, datanglah pangeran Pulau Es yang bernama Han Ti Ong. Han Ti Ong unik, dia memiliki ilmu inti sari dasar gerakan semua ilmu silat. Sehingga semua pendekar yang ada di sana dapat dikalahkannya dengan ilmu silat mereka masing-masing.

Semua pendekar terkagum-kagum, mengapa Han Ti Ong bisa menyerang dan mengelak dengan gaya ilmu silat mereka semua. Bahkan pangeran pulau es dapat melakukan semua gerakan dengan sempurna, penuh tenaga dan dengan kecepatan yang luar biasa.

Dari sinilah, Sin Liong dibawa oleh Han Ti Ong ke pulau es dan diangkat menjadi muridnya.

Selanjutnya kisah menceritakan pengalaman Sin Liong, dari satu tempat ke tempat yang lain. Dari pulau Es ke pulau Neraka. Dari pulau Neraka ke daratan. Berkenalan dari satu pendekar ke pendekar yang lain.

Bagaimanakah watak Sin Liong di masa remaja? Apakah masih sama dengan kondisinya di waktu kecil? Sosok yang suka menolong, penuh kasih sayang pada sesama dan selalu menghindari pertikaian? Apakah Sin Liong se piawai gurunya Han Ti Ong?

Bagaimanakah The Kwat Lin membalaskan dendam kematian para suhengnya (kakak seperguruan)? Serta bagaimana pula The Kwat Lin membalas sakit hatinya pada Pat Jiu Kai Ong yang telah memerkosa? Bukankah ilmu silat Pat Jiu lebih hebat dari The Kwat Lin?

Siapakah Han Swat Hong? Apakah hubungannya dengan Han Ti Ong? Lalu siapakah Soan Cu? Siapa pula Bu Kek Siansu?

Kelebihan dari penulis Kho Ping Hoo, dia dapat menggunakan bahasa Cina. Baik dari kata ganti seperti pinto, Ji-wi, Cu-wi maupun jurus-jurus yang digunakan oleh masing-masing pendekar.

Bukan itu saja, di tengah-tengah cerita, penulis menyelipkan petuah-petuahnya yang kaya makna. Terkadang petuahnya bisa diterima oleh akal, namun terkadang pula perlu dikritisi. Tapi tetap ini merupakan kelebihan dari penulis Kho Ping Hoo. Menurut saya, tidak ada penulis cerita silat yang begitu sering menyisipkan petuahnya di dalam ceritanya.

Dalam cerita ini ada beberapa kali penulis berpindah dari satu setting waktu ke setting waktu sebelumnya (flash back). Sehingga ada satu bagian diceritakan bahwa delapan belas orang murid Kui Tek Tojin yang bukan lain adalah Bu-tong Cap-pwe Enghiong itu telah tewas. Pada halaman berikutnya diceritakan mereka itu masih hidup. Karena di sini penulis menggunakan setting waktu mundur.

Ada beberapa bagian lain yang penulis juga menggunakan setting waktu mundur. Ini menunjukkan kepiawaian penulis dalam menggunakan setting waktu dan tidak membingungkan pembaca.

Mengenai bentuk buku, karya-karya Kho Ping Hoo memang mempunyai ciri khas. Bukunya kecil, tipis, namun terdiri dari berjilid-jilid. Cetakannya khas, namun masih tetap enak dibaca.

Untuk buku-buku tertentu mungkin penerbit dapat mencantumkan tulisan 17 tahun ke atas. Karena ada bagian yang mungkin belum layak dibaca oleh anak-anak. Karena bisa jadi penggemar cerita silat Kho Ping Hoo ini bukan saja dari kalangan remaja dan dewasa, namun juga dari kalangan anak-anak.

Bu Kek Siansu ini merupakan serial yang terdiri dari 17 judul. Masing-masing judul memiliki seri yang berjilid-jilid.

sumber image:id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar