Kamis, 15 Mei 2014

Perlakukanlah Wanita Dengan Baik


Judul              :     Tipu Daya Wanita
Penulis           :     Yusuf Rasyad
No ISBN         :     978-979-592-6023
Kategori         :     Referensi Keluarga
Cover             :     Soft Cover
Isi                   :     254
Ukuran           :     14.5 x 21
Berat              :     1000 gr
Harga             :     Rp 45.000,00

Buku ini dibuka dengan penjelasan tentang pengertian kata al-kaid (tipu daya)

Secara etimologis al-kaid berarti makar, kejahatan, muslihat dan perang.

Secara terminologis, kata ini berarti, “Merancang kebatilan atau kebenaran.”

Ash-Shahib bin ‘Abbad menyatakan, “Al-Kaid berasal dari kata Al-Makidah. Bentuk verbanya adalah kaada – yakiidu. Contoh kalimatnya, ra’aituhu yakiidu binafsihi yang artinya saya mengendalikan, mengarahkan dan menyetir.

Raghib menyatakan bahwa kata al-kaid adalah salah satu al-ihtiyal (tipu daya). Sebenarnya, kata ini dapat berupa sesuatu yang tercela atau terpuji, meski ia sering dipakai untuk tipu muslihat yang tercela.

Banyak lagi pendapat para ulama terkait dengan kata al-kaid (tipu muslihat)

Dalam pembahasan selanjutnya dibicarakan tentang makar atau tipu daya wanita yang disebutkan dalam Al-Quran Al-Karim. Dimulai dari kisah tipu daya yang dilakukan oleh Zulaiha terhadap nabi Yusuf.

Kata rawadathu (menggodanya) yang termaktub dalam ayat ke 23 berarti menginginkan dan meminta dengan lemah lembut. Jadi secara garis besar pengertian rawadathu adalah tindakan lemah lembut yang dilakukan istri Al-Aziz terhadap Yusuf dengan maksud untuk memperdayanya.

Masih dalam ayat 23, terdapat keterangan istri Al-Aziz menutup pintu-pintu. Entah berapa pintu yang ditutupnya. Yang terpenting pada saat itu, istri Al-Aziz benar-benar telah menutup semua pintu rumahnya, agar tidak terlihat seorangpun. Dengan menutup pintu, istri Al-Aziz telah berhasil menciptakan suasana kondusif untuk mewujudkan hasratnya, sebelum ia mengajak Yusuf as bercumbu.

Permasalahan tentang tipu daya istri Al-Aziz ini dibahas cukup panjang. Sekitar 20-an halaman. Mulai dari perbedaan pengertian yang sebenarnya tidak terlalu ‘beda’ hingga penjelasan para ahli tafsir. Diantaranya Imam Al-Qurthubiy dan Sayyid Quthb.

Allah swt berfirman yang menjelaskan bahwa tipu daya wanita memang luar biasa. Hal ini diterangkan sebagai berikut, “Sesungguhnya tipu daya kalian (wanita) adalah besar.” (QS Yusuf:28)

Karena rasa cemburu seorang wanita, dia bisa berbuat berbagai hal, termasuk yang tidak terpikirkan oleh kaum pria.

Pada suatu ketika Rasulullah saw berada di rumah Hafsah. Kemudian Hafsah meminta izin pada Rasulullah saw untuk menemui ayahnya dan Rasulullah mengizinkannya. Ketika Hafsah pergi, Mariyah Al-Qibtiyyah (hamba sahaya Rasulullah saw) datang dan menemani beliau saw.

Beberapa saat kemudian, Hafsah pulang dan mendapatkan Mariyah berada di rumahnya, bahkan di atas ranjangnya. Hati Hafsah pun terbakar rasa api cemburu. Menyesal, seketika itu juga Rasulullah saw mengharamkan Mariyah bagi dirinya.

Rasulullah saw pun berpesan kepada Hafsah, “Jangan beritahu siapa pun bahwa Mariyah haram bagiku.” Pada saat itulah, Allah menurunkan ayat yang menegur Rasulullah saw, “Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Tahrim:1)

Ternyata Hafsah menyampaikan rahasia itu kepada Aisyah ra. Kemudian Aisyah menyampaikan rahasia itu kepada istri Rasulullah saw lainnya.

Ini merupakan salah satu contoh dari cemburu wanita yang dapat memicu timbulnya berbagai tipu daya yang dirancang oleh wanita.

Cemburu termasuk menyerang diri istri Rasulullah saw.
1.    Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab An-Nikah, Aisyah ra meriwayatkan, “Rasulullah saw bersabda kepadaku, ‘Aku tahu kapan engkau senang padaku dan kapan engkau marah padaku.’ Aku bertanya, ‘Darimanakah engkau mengetahui itu?’

Beliau menjawab, ‘Ketika engkau senang kepadaku, engkau berkata, “Tidak, demi Tuhannya Muhammad.”, tetapi ketika engkau marah kepadaku, engkau berkata, “Tidak, demi Tuhannya Ibrahim.” Aku pun berkata, “Itu betul. Demi Allah, wahai Rasulullah saw. Aku hanya ingin menghindari menyebut namamu (ketika marah).”

2.    Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra. Dia berkata, “Aku tidak pernah mencumburui istri Rasulullah saw manapun, seperti kecemburuanku kepada Khadijah ra. Karena Rasulullah sering menyebut dan menyanjungnya. Rasulullah saw telah menerima wahyu untuk menyampaikan berita gembira kepadanya tentang sebuah istana untuknya di surga dan istana itu terbuat dari kayu.

Ada beberapa hadits lagi yang menggambarkan kecemburuan istri Rasulullah. Istri Rasulullah saw yang shalihah saja mengalami rasa cemburu, bagaimana dengan istri-istri dan kaum wanita saat ini.

Buku ini bukan dimaksudkan agar kaum pria dan para suami selalu curiga dan berprasangka buruk pada kaum wanita dan para isterinya. Buku ini hanya memaparkan agar kaum pria berbuat baik dan berhati-hati dalam memperlakukan kaum wanita atau isteri.

Buku ini juga tidak dimaksudkan untuk merendahkan atau menghina kaum wanita. Buku ini hanya menjelaskan bahwa tipu daya, makar yang dibuat kaum wanita itu amat berbahaya dampaknya. Oleh karenanya berhati-hatilah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Buku dimulai dengan pembahasan Makar Wanita yang disebutkan dalam Al-Quran. Kemudian dilanjutkan dengan bab Kecemburuan, makar dan godaan wanita dalam As-Sunnah. Pada bab berikutnya dibahas Makar wanita dalam sirah Nabawi. Selanjutnya bab Tipu daya wanita dalam literatur kesustraan Arab dan ditutup dengan bab Faktor-faktor Penyebab Tipu Daya.

Buku ini layak untuk dibaca kaum pria, wanita, suami, isteri, calon suami dan isteri, ayah, ibu dan masyarakat secara umum.

Pembahasannya terasa lengkap, karena disertai dalil-dalil Al-Quran dan As-Sunnah dilengkapi dengan tafsir serta kisah-kisah yang menjelaskan.
sumber image:www.kautsar.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar