Judul Resensi: Hidayah Allah di Negeri Seribu Daun Maple
Karya :
Hadis Mevlana
Halaman : 286
halaman
Penerbit : Tinta Medina
Embun di Atas Daun Maple, begitu judulnya. Novel ini
karya Hadis Mevlana. Bercerita tentang mahasiswa muslim yang bernama Sofyan
yang kuliah di University of Saskatchewan, Kanada. Sofyan berinteraksi dengan teman-temannya yang non
muslim, salah satunya Kiara. Kiara inilah yang paling banyak berdiskusi dengan
Sofyan terkait masalah agama.
Pengetahuan Kiara tentang Al-Kitab, membuatnya dia
bertanya-tanya dan mendiskusikannya dengan Sofyan. Dia meminta penegasan kepada
Sofyan tentang nama istri nabi Adam, apakah Al-Quran menyebutkannya. Karena
sepengetahuan Kiara, Al-Quran tidak menyebutkan nama Hawa. Tapi kenapa umat
Islam bisa mengatakan bahwa nama istri nabi Adam adalah Hawa.
Pengetahuan Kiara tentang Al-Kitab dan juga beberapa
hal yang ada di dalam Al-Quran diimbangi dengan pengetahuan yang mendalam dan
rinci dari Sofyan.
Ketidak mengertian Kiara tentang nama istri nabi Adam
terjawab semua. Kekritisan Kiara mengapa umat Islam perlu menggunakan hadits,
padahal Al-Quran itu penyempurna, akhirnya jelas juga baginya.
Terkadang Kiara bersikeras dengan pemahamannya yang
diperoleh dari Al-Kitab. Seperti terkait anak nabi Ibrahim yang
dikorbankan. Menurut agama Kiara berdasarkan Al-Kitab bahwa Ishak yang
dijadikan korban oleh nabi Ibrahim dan bukan nabi Ismail.
Semua paham Kiara dapat dipatahkan oleh Sofyan.
Novel ini banyak menceritakan dialog antar agama.
Pertanyaan yang diajukan Kiara dan jawaban yang diberikan Sofyan, menunjukkan
kedalaman penulis terhadap Al-Kitab dan Al-Quran. Seolah menunjukkan bahwa
penulis ahli dalam perbandingan agama.
Di dalam cerita ini tidak hanya ada Kiara dan Sofyan.
Tapi ada Fritz, Felix, Olivia, Eva dan lainnya. Mereka bersahabat semua.
Sebagian mereka ada yang muslim seperti Sofyan. Sebagian yang lain, non muslim.
Namun persahabatan dan interaksi antar mereka terasa serasi. Terlihat sekali toleransi
beragama di antara mereka.
Walau banyak bertaburan ayat-ayat dari Al-Kitab dan
Al-Quran, tapi ceritanya tidak membuat orang berkerut kening. Ceritanya ringan.
Bahkan setiap bab-nya, diisi hanya beberapa lembar saja. Sehingga pembaca dapat
beristirahat sejenak bila satu bab telah dibacanya. Baru pada bab ke 11,
lembaran halamannya lebih banyak dari sebelumnya.
Cerita ini berjalan lambat. Konfliknya terasa ringan
dan terlambat sekali datang. Walau demikian, seperti yang saya jelaskan di
atas, penulisnya tergambar sebagai sosok orang yang mengerti benar perbandingan
agama.
Masih banyak lagi pembahasan lainnya yang ditanyakan
Kiara dan dijawab tuntas oleh Sofyan.
Ilustrasi tentang kondisi negara Kanada, cukuplah
tergambar.
Interaksi yang intens antara Kiara dan Sofyan terkait
dialog antar agama, apakah membuat Kiara tertarik untuk menjadi mualaf?
Sofyan sendiri sempat bermimpi bahwa Kiara melafalkan bagian awal dari syahadat. Apakah ini pertanda bahwa cerita berakhir
pada masuk Islamnya Kiara?
Siapakah sebenarnya pengagum rahasia Sofyan? Pengagum
rahasia yang kerap mengirimkan puisi dan bunga mawar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar