Penulis : Enid Blyton
Judul Terjemahan: Mencari Jejak
Penerjemah: Agus Setiadi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka
Utama
Menegangkan. Itu kesan pertama ketika
membaca novel Sapta Siaga yang berjudul Mencari Jejak.
Kisah
berawal ketika Peter, pimpinan Sapta Siaga memutuskan bahwa sampai dengan
Natal, kegiatan/rapat Sapta Siaga ditiadakan. Ketika liburan Natal tiba, baru
diadakan lagi rapat Sapta Siaga. Keputusan ini disampaikan kepada seluruh
anggota Sapta Siaga; Jack, Colin, George, Pam, Barbara dan Janet.
Usulan
Peter ini mendapat penentangan dari teman-temannya ini. Akhirnya diputuskan
Sapta Siaga tidak akan mengadakan rapat sampai Natal, kecuali ada
peristiwa-peristiwa yang menuntut diadakan rapat.
Dalam
rapat ‘terakhir itu’ diputuskan bahwa seluruh anggota Sapta Siaga mengenakan
lencana Sapta Siaga ketika berada di sekolah. Keputusan kedua, kata semboyan
atau sandi untuk rapat berikutnya adalah Bonzo Bandel.
Sapta
Siaga sudah dikenal di sekolah sebagai kelompok rahasia yang terdiri dari tujuh
orang remaja. Mereka seringkali menemukan petualangan-petualangan yang
menegangkan dan ujung-ujungnya mereka membantu aparat kepolisian dalam
menangkap para penjahat.
Karena
sudah dikenal di sekolah, pengenaan lencana sewaktu di sekolah membuat segelintir
orang menjadi iri. Salah satunya adalah Susi, adik dari Jack. Karena Susi
ditolak bergabung dengan Sapta Siaga, maka dia pun mencoba membuat tandingan
dengan Panca Pendekar (dalam edisi lain,
digunakan istilah Panca Petualang)
Susi
dan teman-temannya ingin menunjukkan bahwa mereka dapat pula menemukan
petualangan dan merasakan keseruan dalam berpetualang. Sehingga mereka pun mengadakan suatu rapat, rapat seperti
yang biasa dilakukan oleh Sapta Siaga.
Rapat
diadakan di rumah Susi dan kebetulan Jack mengetahui bahwa adiknya dan Panca
Petualang sedang rapat. Jack menguping pembicaraan rapat mereka.
Rapat
pun diadakan, Susi ternyata mengetahui bahwa Jack, kakaknya sedang menguping
pembicaraan rapat mereka. Maka dengan kecerdasannya, Susi dengan segera mengarang
bahwa rapat diadakan karena ada suatu kasus. Keempat teman-temannya hanya
mendengar apa yang dikatakan Susi.
Mereka
mengadakan rapat bahwa ada dua penjahat yang akan bertemu di malam hari di
Lumbung Tigger. Mereka adalah Bob Buntung dan Tom Timpang. Pertemuan itu akan
terjadi beberapa hari ke depan.
Informasi
ini langsung disimpan oleh otak Jack. Jack pun segera melaporkan tentang
informasi ini ke Peter, pimpinan Sapta Siaga. Namun Peter tidak mempercayai
informasi ini. Peter menganggap Susi tidak sedang serius. Susi dianggap omong
kosong dan berpura-pura sedang menghadapi petualangan.
Akan
tetapi, Jack merasa yakin bahwa peristiwa ini benar adanya. Jack merasa yakin
bahwa Susi dan Panca Petualangannya sedang menghadapi petualangan. Oleh
karenanya, Jack mengundang George untuk minum teh di sore hari. Sebab dia yakin
bahwa pada Selasa malam, Susi dan kelompoknya akan pergi ke Lumbung Tigger.
Susi
yang sudah tahu bahwa Jack sudah termakan informasinya, juga mengundang salah
satu anggota kelompoknya, Jeff.
Mereka
berdua keluar malam-malam menuju Lumbung Tigger. Sementara Jack dan George
mengikuti mereka dari belakang.
Tapi
tiba-tiba Susi dan Jeff hilang dari pengawasan. Jack dan George tetap terus ke
Lumbung Tigger, suatu tempat yang dulunya merupakan bagian dari kompleks
perusahaan pertanian dan terbakar pada suatu malam. Sekarang, lumbung ini
menjadi bangunan reot yang sudah tidak digunakan lagi.
Ini
pula yang semakin meyakinkan Jack, bahwa tempat yang sudah tidak dipakai ini
cocok untuk digunakan sebagai tempat pertemuan penjahat.
Sesampai
di Lumbung Tigger, ternyata Susi dan Jeff tidak ditemukan. Jack dan George
menjadi bingung. Hingga pada suatu ketika mereka mendengar ada langkah-langkah
orang yang datang.
Ternyata
ada orang-orang dewasa datang. Mereka sedang melakukan sebuah rencana
pencurian. Jack dan George mendengarkan pembicaraan mereka.
Jack
dan George menjadi yakin apa yang dikatakan Susi bahwa di Lumbung Tigger akan
ada pertemuan penjahat.
Seperti
biasa selanjutnya Sapta Siaga mengadakan rapat. Membicarakan apa-apa yang
dialami dan didengar Jack dan George di Lumbung Tigger.
Seri
Sapta Siaga kali ini cukup seru bila dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya.
Sebab aksi pencurian nyaris berhasil dilakukan oleh para penjahat.
Saya
sempat berpikir, mengapa ketika Sapta Siaga menemukan kasus, mereka harus rapat
terlebih dahulu. Tapi itu dapat terjawab sendiri oleh saya, karena mereka
bekerja secara kelompok. Mereka juga masih anak-anak. Sehingga ceritanya
menjadi amat wajar sekali bagi anak-anak.
Saya
juga sempat berpikir, kenapa sering kali Sapta Siaga memecahkan permasalahan
secara kebetulan. Seperti dalam kisah ini, mereka baru dapat mengerti kata-kata
yang diucapkan para penjahat ketika Sapta Siaga sedang bermain kereta-keretaan.
Tapi pertanyaan ini juga terjawab sendiri oleh saya, mereka khan masih
anak-anak. Cara berpikir dan analisa mereka belum bisa semaksimal orang dewasa.
Pendek
kata, Enid Blyton pandai menyajikan cerita yang memang untuk konsumsi
anak-anak.
sumber image: http://www.imagefruity.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar