Senin, 09 Juni 2014

Resensi Film Pasific Rim






Pasific Rim, begitu judulnya. Film ini bercerita tentang pertempuran antara Kaiju dan Jaeger. Kaiju adalah monster yang bertubuh besar. Sedangkan Jaeger merupakan robot bertubuh besar dengan dikendalikan oleh  dua orang di dalamnya. Itu inti dari film ini.

Hanya saja perbedaan robot bertubuh besar yang biasa dinamakan Jaeger ini adalah Jaeger dikendalikan oleh dua orang. Akan tetapi otak kedua orang ini harus terhubung satu sama lain.

Kaiju ini menyerang berbagai negara, sehingga hal ini membuat negara-negara yang bertikai harus melupakan pertikaian mereka demi menghadapi Kaiju secara bersama.

Tidak selamanya Jaeger dapat memenangi pertempuran melawan Kaiju. Salah satunya adalah Jaeger yang dikendarai oleh Becket dan saudara kandungnya.

Dalam suatu pertempuaran, Jaeger yang dikendarai Becket dan saudaranya kalah dan saudara dari Becket dianggap hilang dan tewas.

Inilah yang memicu Becket untuk menuntut balas untuk melenyapkan Kaiju. Akan tetapi sebelumnya, Becket sempat tidak mau lagi berperan sebagai Jaeger. Dia hanya mau berperan serta untuk membentengi negara dari serangan Kaiju dengan membuat tembok tinggi dan besar.

Akan tetapi Marshall menemui Becket dan menyemangatinya untuk kembali lagi mengenakan ‘pakaian’ robot Jaeger. Akhirnya Becket menerima tawaran itu.

Namun itu berarti, Becket harus mencari teman yang sama-sama mengendalikan Jaeger. Pilihan Becket jatuh pada Mako. Mako dipilih untuk menjadi  co-pilotnya  dalam mengendalikan Jaeger. Karena setelah diadakan ‘ujian’ bertarung hanya Mako yang dapat menyamai dan  menandingi Becket.

Mako adalah seorang gadis Jepang yang seluruh anggota keluarganya tewas diserang Kaiju. Bahkan Mako kecil dikejar-kejar oleh Kaiju. Inilah yang memicu dendam Mako untuk melenyapkan Kaiju.

Hanya saja, ketika Becket dan Mako berada di dalam robot Jaeger, pikiran mereka telah bersatu. Becket dapat melihat apa saja yang ada di dalam pikiran Mako, demikian pula sebaliknya, pada saat itulah Mako terbawa perasaan. Mako teringat pada masa kecilnya yang dikejar-kejar Kaiju. Becket mengetahui apa yang ada di pikiran Mako pada saat itu. Bayangan monster Kaiju yang ada di hadapan Mako dianggap sebagai sesuatu yang nyata, sesuatu yang berada di hadapannya. Oleh karena itu, Mako segera mempersiapkan persenjataan yang ada di robot Jaeger itu. Padahal saat itu robot Jaeger yang dikendalikan Becket dan Mako masih berada di markas tempat robot-robot Jaeger. Sehingga apabila Mako benar-benar menembakkan persenjataan Jaeger, maka yang menjadi sasaran adalah markas robot-robot Jaeger dan bukan monster Kaiju yang dibayangkannya.

Becket yang dapat membaca pikiran Mako, terus berusaha memperingatkan Mako bahwa monster Kaiju yang dilihatnya itu hanyalah bayangan masa kecil saja.

Akhirnya emosi Mako dapat dikuasai. Itulah pentingnya dapat menguasai emosi ketika sudah berada di dalam robot Jaeger.

Adegan-adegan selanjutnya adalah pertempuran robot Jaeger melawan monster Kaiju. Selain diperlengkapi persenjataan, robot Jaeger dapat menyelam ke dalam air dan bertempur dalam air.

Robot Jaeger yang dikendalikan Becket dan Mako berhasil mengalahkan monster-monster Kaiju. Walau menang di pihak robot Jaeger, namun di pihak robot Jaeger banyak jatuh korban. Termasuk Marshall, kepala proyek robot Jaeger.

Menurut saya, film Pacific Rim hampir tidak ada bedanya dengan film-film robot lainnya. Mungkin hanya tekhnologi Jaeger saja yang berbeda. Karena robot Jaeger dikendalikan dua orang yang otaknya saling tersambung. Robotnya juga bisa berenang dalam air. Pendek kata, film ini keren dari sisi tekhnologi.

Film ceritanya berlatar kehidupan di tahun 2020.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar