Kamis, 26 Juni 2014

Memecahkan Rahasia Kapak Merah









Judul asli: Well Done, Secret Seven
Penulis   : Enid Blyton
Judul Terjemahan: Memecahkan Rahasia Kapak Merah
Penerjemah: Agus Setiadi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman: 122 hal

Ketujuh anak itu seperti biasa berkumpul untuk rapat. Ya, rapat Serikat Sapta Siaga. Tapi karena kali ini udara terasa panas, mereka akhirnya memutuskan untuk mengadakan rapat di Hutan Berangin.

Di sinilah kisah dimulai. Mereka membuat semacam rumah pohon. Karena memang tidak berbentuk rumah. Hanya selembar papan tebal yang dijadikan tempat mereka duduk. Tentunya pohon yang dipilih adalah pohon yang besar. Memuat ketujuh anak-anak dan juga ada tempat untuk menyimpan makanan.

Pada hari berikutnya, mereka rapat lagi di rumah pohon. Tapi terkejutnya, makanan mereka yang disimpan di lubang yang ada di pohon, berkurang. Demikian pula dengan limun, minuman mereka

Mereka bertanya-tanya, siapakah yang telah mengambil persedian makanan dan minuman mereka. Ada yang menduga tupai yang sebelumnya pernah mereka lihat. Ada pula yang menduga, seorang anak laki-laki yang juga pernah mereka lihat di hutan bersama kucingnya.

Hingga pada suatu ketika Janet meminjamkan sebuah buku bergambar kapal milik ayahnya kepada Colin. Dan celakanya, Colin meninggalkan buku bergambar itu.

Dia teringat ketika malam sudah tiba. Karena takut rusak terkena hujan, maka Colin sembunyi-sembunyi keluar rumah menuju Hutan Berangin. Colin mampir dulu ke rumah Peter.

Akhirnya Peter menemani Colin menuju Hutan Berangin. Pada saat itulah mereka menemukan siapa oknum yang telah mengambil makanan dan minuman milik Sapta Siaga.

Dia adalah anak laki-laki yang pernah Sapta Siaga lihat waktu itu bersama kucingnya. Nama anak laki-laki itu adalah Jeff. Jeff melakukan hal itu karena dia kabur dari rumah pamannya. Diceritakan bahwa pamannya amat jahat. Bahkan Jeff curiga bahwa pamannya bekerja sama dengan penjahat untuk melakukan suatu aksi.

Mulailah Jeff bercerita bahwa sepertinya paman dan teman-temannya akan melakukan aksi kejahatan. Sebagai petunjuk, Jeff memberitahu bahwa dia mendengar beberapa patah kata. Emma Lane, MKX, kapak merah, teralis, Kamis tanggal 25.

Sapta Siaga bingung menghadapi misteri ini. Mereka seperti menghadapi kepingan-kepingan puzzle yang tidak saling berhubungan, paling jauh dari adanya ikatan satu sama lain.

Mereka mulai mencari tahu siapa Emma Lane. Dua anggota mereka pergi ke kantor pos. Setelah diperiksa petugas kantor pos, ternyata ada penduduk yang bernama Emma Lane. Beberapa anggota pergi ke alamat yang telah ditunjukkan. Ternyata Emma Lane itu adalah seorang nenek-nenek.

Mereka merasa tidak mendapat petunjuk. Sehingga mereka setengah berputus asa dan Peter memutuskan untuk menceritakan hal ini kepada ayahnya, sambil berharap ayahnya dapat membantu memecahkan kepingan-kepingan puzzle yang belum bisa dipahami.

Tapi ternyata, lain dari yang diharapkan, ayah Peter menganggap ucapan Jeff tidak sungguh-sungguh. Jeff ingin mengerjai Peter dan teman-temannya. Bahkan ayah Peter menantang agar Jeff di bawa ke rumah.

Janet lah yang merasa paling kecewa. Karena dia percaya pada cerita Jeff, sementara ayahnya tidak percaya.

Akhirnya Peter pergi menemui Jeff untuk dibawa ke rumahnya. Namun ternyata Jeff tidak ada di tempat. Dia sempat meninggalkan sepucuk surat yang isinya bahwa pamannya telah menemukan tempat persembunyiaannya.

Kabar ini disampaikan Peter kepada ayahnya. Kenyataan ini semakin memperkuat pendapat ayahnya tadi tentang Jeff. Ini semakin membuat anak-anak Sapta Siaga tidak bersemangat, setengah putus asa. Bahkan kepingan-kepingan itu nyaris tidak dipedulikan lagi oleh mereka.

Walau mereka semua anggota Sapta Siaga, sudah biasa memecahkan berbagai misteri, sudah berpengalaman dalam berpetualang, namun mereka tetap anak-anak. Pendirian mereka yang percaya pada Jeff, jadi ragu. Ditambah misteri kepingan-kepingan puzzle terasa sulit dicerna oleh mereka.

Bagaimana mereka berhasil membongkar misteri ini? Apa arti dari kepingan-kepingan puzzle itu?

Seperti biasa, Enid Blyton mengemas ceritanya pas sekali buat anak-anak. Ceritanya runut, selain itu perpindahan dari satu bab ke bab yang lain tidak terlalu jauh. Satu bab hanya terdiri dari beberapa halaman saja. Sehingga anak-anak yang membacanya tidak merasa berat untuk menamatkannya. Terlebih lagi hampir di setiap bab, ada ilustrasi.

Cerita benar-benar dikemas sesuai zamannya. Ketika mencari tahu nama Emma Lane, anggota Sapta Siaga mencarinya di kantor pos dan bukan menggunakan fasilitas google.

Ketika mereka ingin mengadakan rapat, mereka tidak saling menghubungi lewat telepon atau HP. Mereka diundang lewat  surat dan diletakkan di kotak pos rumah mereka masing-masing.

Ada pola yang sama di episode Sapta Siaga yang lain dengan episode Memecahkan Rahasia Kapak Merah. Petualangan dimulai secara tidak sengaja, yaitu ketika Colin keluar malam hari untuk mengambil buku bergambar yang tertinggal. Pada saat itulah, petualangan di mulai.

Di episode yang lain, Jack harus keluar malam karena lencana Sapta Siaga-nya hilang dan kemungkinan terjatuh di saat bermain dengan anggota Sapta Siaga lainnya. Pada saat itulah, petualangan di mulai. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar