Karya : Herry Nurdi
Tebal : 243 halaman
Penerbit : Cakrawala Publishing
Ungkapan Sahabat Rasulullah saw, Ali ibn Abu Thalib ra sepertinya
perlu menjadi perhatian kaum muslimin. Ucapannya yang dimaksud adalah,
“Kebatilan Terorganisir, Kalahkan Kebenaran Tak Terorganisir.”
Umat Islam sudah selayaknya terlecut dengan berbagai aktivitas, upaya musuh-musuh Islam yang amat rapi dan terorganisir. Salah satunya adalah apa yang dilakukan oleh Israel, lewat badan intelejennya Mossad.
Sepertinya buku yang berjudul Mossad (behind every conspiracy) karya
Herry Nurdi perlu untuk dibaca kaum muslimin. Sehingga diharapkan kaum
muslimin dapat terpacu untuk membenahi diri mereka.
Badan intelejen Israel, Mossad begitu rapi dalam merancang sesuatu.
Eli Cohen adalah orang Yahudi kelahiran Mesir. Dia dirancang oleh Mossad untuk masuk ke pemerintah Syria. Ia dilatih dengan sangat serius di Israel. Terutama kemampuan berbahasa, hingga ia menguasai bahasa tingkat slank, bahasa pergaulan sehari-hari warga Arab Syria.
Setelah menyelesaikan latihannya di Israel, Mossad mengirimnya ke Argentina dengan identitas palsu sebagai seseorang pengusaha sukses berkebangsaan Syiria dan bernama Kamel Amin Tsa’bet. Di Argentina, dia bergaul dan akrab dengan komunitas Syiria yang ada di sana. Bahkan bukan itu saja, Eli Cohen sudah mulai berpengaruh dalam komunitas itu.
Di Argentina, dia berteman dekat dengan Jenderal Amin Al-Hafez yang
kelak menjadi presiden Syria. Pada tahun 1961, Syria mengalami kemelut
politik dan melahirkan kudeta militer. Cohen pergi dari Argentina dan
kembali ke Israel dan masuk ke Damaskus dan menjadi anggota partai
Baath. Dia menjadi pejuang Arab militan, tanpa seorang pun yang
mengetahui bahwa dia sebenarnya seorang Yahudi agen Mossad. Dia mendapat
rekomendasi dari pejabat di kedutaan Syria di Argentina untuk pulang
dan memberi manfaat untuk Syria.
Eli Cohen bukan menjadi sembarang anggota partai Baath. Ia bahkan
menjadi orang yang sangat berpengaruh. Ia bahkan terlibat dalam Muktamar
Nasional Keenam yang diadakan pada 5 Oktober 1963. Bahkan pendiri
partai Baath, Michael Afflaq, pada saat itu berjanji akan menemui Eli
Cohen.
Keterlibatan Cohen dalam politik, membuatnya dapat mengumpulkan
informasi sebanyak-banyak. Sepanjang tahun 1962-1965, dia menyuplai
berbagai informasi ke Israel, mulai dari foto, sketsa pertahanan,
nama-nama dan strategi militer Syria. Data-data ini amat berguna bagi
Israel, terutama ketika terjadi perang Enam Hari antara negara-negara
Arab melawan Israel.
Andai saja kedok Cohen tidak terbongkar, hampir bisa dipastikan,
Cohen dapat menjadi Presiden Syria. Bagaimana akibatnya, jika Cohen
benar-benar menjadi presiden Syria? Bagaimana jadinya bila
pemimpin-pemimpin negeri Arab merupakan agen Mossad?
Bagaimana caranya Cohen menyuplai informasi ke Israel dan bagaimana kedok Cohen terbongkar? Temukan dalam buku ini
Temukan juga operasi khusus Sayaret Metkal di Libanon yang bertugas
meledakkan pesawat-pesawat di bandara international Libanon.
Dengan
rencana yang matang dan berbagai antisipasi yang dilakukan.
Temukan pula kisah Cinta Rahasia antara Israel dan Singapura, Misteri Van Putih dalam peristiwa 11 September, Konspirasi di balik Bom Bali dan lain sebagainya.
sumber image:www.jogglo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar