Kamis, 27 November 2014

Buatlah Orang Tuamu Bangga


Judul Resensi; Buatlah Orang Tuamu Bangga
Judul Buku; Si Anak Kampoeng
Penulis: Damien Dematra
Penerbit; Gramedia
Halaman: 248 hal

Ada yang sudah baca buku “Si Anak Kampoeng” karya Damien Dematra? Buku ini menceritakan tentang kisah nyata masa kecil dari Buya Syafii Maarif.

Di dalam buku ini dijelaskan bahwa Pi’I, panggilan kesayangan untuk Buya Syafi’I tinggal di desa Calau, 2 km dari Nagari Sumpur Kudus yang terletak di Bukit Barisan, sekitar 150 km dari kota Padang.

Desanya ini terpencil. Jika di tahun 1940-an, desa-desa di Indonesia sudah banyak dialiri listrik. Desa Calau baru dialiri listrik pada tahun 2005. Di sekitar tahun 1947-1950, desa ini tidak terlalu terjamah oleh penjajah yang masih melakukan agresinya di Indonesia. Bisa dikatakan relative aman. Bahkan surau yang dibangun oleh Ma’rifah, ayah Pi’I dijadikan tempat pemancar radio.

Walau demikian dampak dari peperangan juga terasa di desa Calau. Anak-anak terpaksa berhenti bersekolah, termasuk Pi’I dan sahabat-sahabat kecilnya, Hasan, Julai, Makdiah dan Zainal.

Kekacauan dan penjarahan pun terjadi di sana. Jangankan memikirkan sekolah, memikirkan untuk bertahan hidup saja sulit. Masing-masing temannya berjuang.

Buku yang menggambarkan kondisi desa yang terpencil, indah dan bila malam tiba terdengar auman harimau. Sungai-sungainya masih layak untuk dijadikan ajang berenang dan berperahu.

Kehidupan kecil Pi’I, tidak jauh berbeda dengan anak-anak kecil seusianya dimana pun berada. Ada saja kondisi yang memaksakan dirinya harus berkelahi. Dia bersama keempat temannya berkelahi melawan anak-anak Sumpur Kudus yang sombong dan merasa sebagai anak kota.

Penggambaran karakter masing-masing teman Pi’I, cukup jelas. Hasan, termasuk anak yang pintar. Namun dia seorang yang penakut. Makdiah walau gemar berkelahi, ternyata memiliki hati yang halus. Dia amat sayang dengan ibunya yang sakit-sakitan.

Julai termasuk salah seorang sahabat dekat Pi’I. Masa kecilnya agak ‘terganggu’, karena ibu dan ayahnya kerap bertengkar. Bertengkar karena dipicu oleh rasa cemburu ibunya dan gossip yang tidak jelas. Orang tua Julai nyaris bercerai.

Sementara Zainal, walau usianya tidak terpaut jauh dengan Pi’I, namun dia terhitung sebagai salah seorang keponakan Pi’i. Karena ibu Zainal merupakan kakak tertua dari Pi’i.
Pi’I dikenal sebagai anak terpandai di kelasnya. Teman-temannya mengakui itu. Bahkan gurunya menawarkan Pi’I untuk lompat kelas.

Pada awalnya, buku ini terasa tidak menarik. Karena hampir tidak ada konfliknya. Halaman demi halaman dibuka dan terasa datar saja. Namun di bagian-bagian akhir baru terlihat ‘makna’ dan ‘hikmah’ di balik kisah masa kecil Buya Syafi’i.

Ma’rifah, ayah Pi’I sangat sayang pada putranya ini. Dia harus merelakan putranya untuk melanjutkan pendidikannya di negeri rantau, di tanah Jawa, tepatnya di Yogyakarta. Dia harus menunjukkan rasa sayangnya dengan cara yang lain, dengan merelakan kepergian putranya demi tekad untuk melanjutkan pendidikan.

Pi’I pun harus menguatkan niat dan tekadnya melanjutkan pendidikan dengan konsekwensi harus berpisah dengan ayahnya yang amat disayangi dan banggakan.

Bagian-bagian akhir buku ini, seakan menyimpulkan halaman-halaman sebelumnya. Sehingga halaman yang sebelumnya terasa datar dan hambar, baru terasa manis, pahit dan getirnya ketika memasuki halaman-halaman penghujung.

Karena di halaman penghujung inilah, pembaca ‘dipaksa’ untuk membayangkan kembali betapa sayangnya Ma’rifah pada putranya. Dan dia menyatakan bangga pada putranya itu.

Di halaman-halaman penghujung itulah, Pi’I diuji untuk kembali membulatkan tekadnya. Tekadnya yang ingin membuat ayahnya bangga.

Buku ini terdiri dari 200-an halaman, dibagi menjadi 20-an bab. Disajikan dengan pilihan huruf yang nyaman untuk dibaca, diselingi dengan istilah-istilah khas Padang.

Buku ini sepertinya cocok bagi mereka yang ingin merenungkan kembali jasa-jasa orang tua. Serta apa saja yang telah diperbuat anak hingga orang tuanya dapat menjadi bangga.


sumber image:http://4.bp.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar