Rabu, 26 November 2014

Rich



Judul Buku                 : Rich
Karya                                : Yusuf Mansur
Jumlah halaman          : 170 halaman
Tahun terbit                : Juli 2013
Harga                        : Rp 59.000

Rich merupakan buku kedua dari trilogi buku ustadz Yusuf Mansur (ustadz YM). Buku pertama berjudul Feel, sedangkan buku ketiga berjudul Believe.
Sesuai dengan judulnya, Rich yang berarti kekayaan, ustadz YM dalam muqaddimahnya membahas tentang kekayaan yang sesungguhnya.

Bisa bersama Allah, sebenarnya merupakan sebuah kekayaan. Bisa dekat, bisa menyembah Allah, itulah kekayaan sesungguhnya. Bisa berdoa kepada-Nya, sungguh benar-benar itu adalah kekayaan yang sesungguhnya.

Berdoa, apalagi bisa menyembah Allah, bisa dekat dan bersama-Nya itu sudah merupakan kekayaan.

Untuk bisa berdoa, kita butuh ‘waktu’. Itu tandanya kita masih diberi-Nya hidup. Masih bisa bernafas. Masih diperkenankan-Nya berbuat kebaikan, yang namanya berdoa. Ini kan mahal banget. Cuma pada ga merasa. Fokusnya di pengabulan. Kok ga dikabul-kabul ya? Kok ga dijawab-jawab ya? Kok masih susah ya? Kok masih sulit ya?

Ketika berdoa, kita pastinya bernafas. Tidakkah kita lihat bahwa ini juga mahal. Sangat mahal!!! Berapa duit yang dibutuhkan untuk membangun, merawat dan menjaga sistem pernafasan? Jika sudah terganggu sistem pernafasan, apa yang terjadi? Dan siapa yang sanggup menyelaraskan sistem pernafasan dengan sistem-sistem lain di tubuh kita? Kecuali Allah? (hal x)

Seperti buku Feel dan Believe, buku Rich juga membahas masalah tauhid. Mari kita perhatikan beberapa cuplikan yang terdapat di dalam bab I .

Secara umum bisa dikatakan, insya Allah peluang mereka yang memiliki modal, bisa lebih sukses dibanding mereka yang tidak memiliki modal. Andaipun kalimat ini betul dan disepakati aneh juga buat saya. Apa anehnya? Kok mereka yang memiliki Allah, sedangkan Allah pemilik modal, lalu tidak bisa sukses? (halaman 5)

Mereka yang ke pasar, bawa duit, apa bisa keluar pasar bawa belanjaan yang dia mau? Secara umum, secara wajar, kita jawab ya. Mereka yang datang ke pasar membawa uang, insya Allah bisa pulang bawa belanjaan. Bila ini betul dan disepakati, ini juga menjadi keanehan buat saya. Kenapa yang bawa duit, bisa pulang bawa belanjaan, sedangkan yang bawa ‘Allah’, tidak bisa langsung pulang bawa belanjaan? Sedang Allah pemilik pasar tersebut dan Dia pemilik pasar yang ada di muka bumi, berikut pedagang yang berdagang, dan juga memiliki semua jiwa raga mereka yang belanjanya. Dia Maha Kaya, dimana Allah memiliki juga apa-apa yang tidak ada di dalam pasar. Semua punya Allah. (halaman 6)

Dua alenia di atas sudah cukup membuktikan bahwa buku ini membahas tentang tauhid.

Hal ini juga tergambar dalam bab yang berjudul Benerin Sikap Kita ke Allah.
Mau dunia-Nya, tapi ga mau deket sama Yang Punya Dunia.

Dikasih tahu caranya mendekati dunia, sama Yang Punya Dunia, malahan ga percaya.

Yang Punya Dunia, datang ke langit dunia-Nya, mendekati para pencari dunia, lalu menawarkan dunia, juga ampunan dan rahmat-Nya, tapi kita ga mau menyambut-Nya. (halaman 57)

Potongan pertanyaan-pertanyaan di atas menggambarkan tentang pembahasan tauhid.

Seperti di dalam buku Believe, dalam buku Rich ustadz YM juga membahas tentang kekuatan berpikir positif dan bertindak positif. Siapa pun yang meyakini bahwa dia akan berubah dan bisa berubah, alam akan memberikan energinya. Yang begini ini sudah sunnatullah. Namun diperlukan adanya keseimbangan. Sebab jika tidak, kepercayaan diri, keyakinan diri akan menyebabkan ujub, sombong dan takabbur. (halaman 3-4)

Jika yang tidak punya iman saja bisa berubah dengan berpikir positif dan bertindak positif, masa yang beriman, bertauhid bagus dan beramal shaleh bagus, lalu malah ga berubah? (halaman 4)

Di sini terlihat jelas, ustadz YM ingin mengajak para pembaca untuk merenung, memompa kaum muslimin untuk bersemangat menjalani hidup bersama Allah.

Selain persamaan di atas juga terdapat perbedaan dengan dua buku lainnya. Jika di buku Feel dan Believe, relatif banyak disertai kisah-kisah nyata, buku Rich tidak terlalu banyak disertai kisah-kisah nyata. Buku Rich lebih banyak dikemas dalam bentuk dialog antara ustadz YM dan pembaca dalam artian mengajak pembaca untuk berpikir.

Buku ini –seperti buku-buku ustadz YM lainnya- dikemas dengan gaya dialog dengan bahasa pengantar yang kental dengan bahasa betawi. Sehingga para pembaca tidak merasa seperti digurui. Selain itu, para pembaca juga tidak merasa, tahu-tahu bacaannya sudah hampir tamat.

sumber image: www.berniaga.com
Teman-teman ingin pesan?
Telp: 0816-14011-66                    BB: 2B18062C

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar