Judul Buku :Believe
Karya :Yusuf Mansur
Jumlah halaman :190 halaman
Tahun terbit :Oktober 2013
Harga :Rp 59.000
Buku Believe merupakan
buku ketiga dari trilogi karya ustadz Yusuf Mansur. Buku yang pertama berjudul
Feel dan buku kedua berjudul Rich. Karena buku Believe ini juga merupakan buku
bertemakan Tauhid, jadi hampir tidak ada bedanya dengan buku Feel yang memiliki
tema yang sama.
Ini bisa dilihat dari
muqaddimahnya. Percaya bahwa Allah itu bisa mewujudkan impian, keinginan,
hajat, termasuk mengimani Allah. Percaya bahwa Allah bisa mengatasi masalah
kita, bisa mengubah kesulitan menjadi mudah, bisa membuat yang berat menjadi
ringan, termasuk juga hal mengimani Allah. (halaman ix)
Coba tanya diri yang
berhutang. Mana yang lebih dia percaya? Apakah bagian bahwa dirinya ga bisa
bayar, lalu dia bakalan susah? Atau Allah yang lebih dia percayai? Bahwa Allah
bisa melunasi hutangnya? Bahwa hidupnya bakalan tentrem. Bahwa hidupnya insya
Allah lewat hutang dan serangkaian kesusahan lalu bakalan dihapus semua dosa?
(halaman x)
Coba pula tanya diri yang
belum punya rumah? Mana yang lebih dia percayai? Duit kah? Atau kemampuan
Allah? Situasi pekerjaannya yang tidak memungkinkan dia punya rumah ataukah
Allah Yang Maha Kaya? (halaman x)
Tiga alenia di atas yang
terdapat dalam Muqaddimah, jelas sekali menunjukkan bahwa buku ini membahas
tentang tauhid. Terlebih lagi bila melangkah ke bab pertama akan terlihat
pembahasan tauhidnya.
Tiga alenia di atas yang
terdapat dalam Muqaddimah, jelas sekali menunjukkan bahwa ustadz YM ingin
menggugah para pembaca, jika benar ber-tuhankan Allah, maka masalah-masalah
yang dihadapi tidak terasa berat. Masalah pelunasan hutang dan ingin memiliki
rumah, tidak membebani pikiran, tinggal tunggu waktu saja.
Berdasarkan inilah, saya
berpendapat buku Believe ini mirip dengan buku Feel. Sama-sama membahas tauhid
dan ‘menguji’ ketauhidan kita.
Tapi biar bagaimana pun,
buku Believe akan terlihat perbedaannya, ketika teman-teman mulai ‘menjelajahi
hutan belantara’ bab demi bab. Karena kita akan bertemu berbagai tema dengan
permasalahan yang beragam. Sehingga hal ini akan memperkaya informasi kita akan
kisah-kisah nyata berhikmah yang bernuansa Islam. Kita akan dapati pengalaman
spritual seseorang yang membawanya pada keyakinan pada kekuasaan Allah.
Ustadz YM bercerita
tentang adiknya. “Adik saya kerja di perusahaan, gajinya 7 juta. Suatu hari
saya ceramah tentang matematika sedekah di kantornya. Sederhana, kalo punya
satu, sedekahin nanti dapatnya 10.
Setelah selesai ceramah,
adik saya nganterin saya ke lobi. Adik saya tanya, “Bang, bener tuh ngasih 1
jadi 10?”
Akhirnya adik ustadz
setuju dan bilang, “Yawdah bang, ane coba deh. Gaji bulan depan, ane sedekahin
dah.”
Tapi ustadz tidak puas
dengan niat adiknya ini dan meminta adiknya untuk mensedekahin gajinya selama
setahun.
Saya bilang, “Ya, lu pnya
ga duit 84 juta? Atau yang setara dengan itu. Lu punya rumah, lu uangin. Lu
punya mobil, lu uanginn atau lu punya apa yang bisa lu uangin?”
Akhirnya, dia pun
mensedekahkan uang senilai itu. 84 juta, dia bagiin tuh. Alhamdulillah 3 bulan
sampai beberapa bulan kemudian dia di PHK.
Tapi ternyata itu adalah
cara Allah. Ketika perusahaannya dibeli oleh perusahaan di Arab, kalo posisi
dia tidak di-PHK duluan, maka yang terjadi adalah dia akan ditransfer, dengan
standar gaji yang sama. Atas skenario Allah, adik saya masuk lagi ke perusahaan
tersebut sebagai orang baru, menjadi professional expert dari Indonesia dan
gajinya adalah 125 juta/perbulan. Subhanallah. (halaman 6-8)
Kisah nyata berikutnya
adalah seorang ayah yang berkata kepada anaknya, “Yuk kita makan di restoran
mahal.” Anak-anaknya pada bingung, wong duit buat makan sekarang aja ga ada.
Trus dia berdoa di depan
anaknya, “Ya Allah, saya ingin ajak anak istri makan malam di restoran mewah.
Cuma masalahnya, saya gak ada kendaraan ke sana. Saya juga ga tau dimana tempat
restoran mahal. Saya juga ga ada duit, ya Allah. Tapi nggak masalah, karena
kami punya Engkau. Alhamdulillaahirabbil’alamin.”
Alhamdulillah mereka ga
makan tuh malam. Akhirnya, makan telur ceplok 1 dibagi 7 dan dibagi ke anak-anaknya.
Tapi, seminggu kemudian,
dia lagi jalan bareng sama istri dan anak-anak. Dia lihat ada restoran mewah.
Dia stop angkot, “Ini ongkos, buat tujuh orang.”
“Kenapa turun di sini
Bah?”
“Tuh ada restoran mahal.”
“Abah masih ingat aja,”
kata istri dan anak-anaknya”
“Yaudah masuk aja. Kan di
restoran yang gede ga bayar duluan.”
Mereka pun masuk ke
restoran itu dan memesan makan yang paling enak dan paling mahal.
Lalu tiba-tiba, ada orang
nongol dan bicara di depan, “Selamat malam saudara-saudara, terima kasih sudah
hadir di jamuan kita punya nenek. Selamat menikmati makan malam. Siapa yang
hadir, baik undangan keluarga ataupun tidak, restauran ini sudah dibayar. Mohon
doakan yang terbaik untuk nenek kami, semoga dikasih husnul khotimah. Yuk kita berdoa.
(halaman 10-11)
Dalam buku ini, ustadz YM
membahas bahwa yang terpenting dari keyakinan terhadap Allah adalah menjalankan
amal shalih dan pasti Allah akan menepati janji-Nya. Jika seseorang bersedekah,
maka yang terpenting adalah dia yakin saja akan balasan yang Allah akan
berikan. Tidak perlu memikirkan bagaimana Allah membalaskan sedekah kita.
Dalam buku ini ustadz YM
mengkritik orang-orang yang hanya bersandarkan pada prinsip LoA (Law of
Attraction). Seseorang dapat memiliki pemikiran positif dan memberikan sinyal
positif kepada dunia. Lalu dunia juga akan memberikan sinyal positif kepada
Anda. Bilamana Anda melihat rumah, lalu saudara bilang, “Saya pasti disitu.”
Terus diucapkan setiap lewat rumah itu. Dia bikin gambar, dia potret, kemudian
dia bingkai dan pajang di kontrakannya. Setiap di pulang ke rumah kontrakannya
yang kecil, dia lihat gambar di rumah itu. Maka, 5 tahun kemudian dia
benar-benar di rumah itu.
Ustadz YM mengkritik
orang-orang yang hanya bersandar pada prinsip LoA, bahwa setiap seseorang yang
berpikiran positif, maka dia pasti akan memperoleh sesuatu yang sesuai dengan
pikiran positifnya itu. Karena jika hanya bersandar pada prinsip LoA, maka dia
sudah menuhankan prinsip itu.
Jangan tanggung-tanggung,
jangan hanya menyandarkan pada diri sendiri, jangan hanya menyandarkan pada
alam. Sebab kita tidak diajarkan tidak hanya pada etape punya rumah, punya
mobil, itu terlalu kecil. Ada etape-etape berikutnya yang lebih besar dan
puncaknya adalah surga. (halaman 9)
Kalau cuma ngandelin otak
kita, diri kita, bunuh diri namanya. Karena otak kita terbatas sekali. Ga bisa
apa-apa tanpa bantuan Allah. Allah Maha Luas kekuasaan-Nya, Cuma cukup bilang
“Kun!”, maka jadilah. (halaman 12)
Dari sisi inilah akan
terlihat perbedaan buku-buku tentang Law Of Attraction dengan buku Believe. Karena
buku Believe tidak hanya menjelaskan kekuatan pikiran positif, tapi lebih dari
itu. Buku ini menjelaskan bahwa sebenarnya ada kekuatan yang lebih dahsyat dari
sekadar kekuatan pikiran positif, yaitu Allah swt yang menciptakan manusia dan
pemikirannya.
Karena buku ini membahas
tentang Tauhid, maka buku ini penting untuk semua kalangan. Sebab semua amal bergantung kepada kelurusan tauhid
seseorang. Sehingga amal itu dapat dinilai amal shalih atau salah, berpulang
lagi kepada bagaimana kondisi pemahamannya tentang tauhid.
Telp: 0816-14011-66 BB: 2B18062C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar